Evolusi: Dalam Logika Sains dan Agama
Evolusi, selama berabad-abad
tetap dipertahankan sebagai teori ilmiah. Namun, sekitar tahun 2001, Adnan
Oktar atau yang lebih di kenal dengan Harun Yahya, menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dengan hasil analisis penelitiannya yang menunjukkan bahwa evolusi tidak terjadi pada mahluk
hidup, dengan terbitnya buku The Evolution Deceit (Keruntuhan Teori evolusi).
Bukan hanya itu, setiap kali Harun Yahya menerbitkan suatu karya, baik buku
atau film dokumenternya, tiada lain di dalamnya pasti menyinggung masalah ketidakbenaran
evolusi.
Lantas, hal ini menyebabkan banyak ilmuwan yang mendukung teori evolusi (evolusionis) mengkaji ulang atau mencari bukti-bukti lain untuk membuktikan kebenaran teori evolusi. Bahkan beberapa kalangan evolusionis menolak mentah-mentah pendapat tersebut, karena Harun Yahya bukan seorang saintis.
Lantas, hal ini menyebabkan banyak ilmuwan yang mendukung teori evolusi (evolusionis) mengkaji ulang atau mencari bukti-bukti lain untuk membuktikan kebenaran teori evolusi. Bahkan beberapa kalangan evolusionis menolak mentah-mentah pendapat tersebut, karena Harun Yahya bukan seorang saintis.
Terlepas dari kebenaran atau
kekeliruan teori evolusi, bagi orang awam mungkin tidak akan berpengaruh besar.
Tetapi bagi seorang ilmuwan sekaligus agamawan, mungkin hal ini akan menjadi
sebuah kajian yang menarik. Mengapa tidak, sains modern beranggapan bahwa mahluk
hidup berevolusi, sementara agama menyatakan bahwa mahluk hidup diciptakan.
Perbedaan inilah yang dianggap sebagai faktor penyebab tidak bisa disatukannya
agama dan sains, atau bahkan saintis akan cenderung memilih atheis, dan kaum
agamawan menjadi buta sains.
Oleh karena itu, alangkah lebih
bijak jika kita menyoroti hal ini dengan dua hal yang dianggap tidak bisa
bersatu, yaitu agama dan sains.
1.
Pandangan Agama dan Mitos
Hampir tidak ada agama atau mitos yang menyubutkan
secara eksplisit tentang evolusi, karena agama lahir pada era pramodern. Apa
lagi yang berhubungan dengan klasifikasi agama, ada agama langit dan ada agama
bumi. Sehingga, kemunculan agama pada zaman pramodern diklaim oleh saintis belum
atau tidak menyentuh bagian yang lebih dalam dari sains, atau bahkan doktrin agama
tidak sejalan dengan realitas sains.
2.
Pandangan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan bersumber dari pemikiran (akal,
logika). Dan suatu teori disebut teori ilmiah apabila teori ini sejalan dengan
kaidah-kaidah ilmiah, misalnya objektif (dapat diakui berdasarkan logika
berfikir banyak orang). Namun bagaimana teori evolusi jika dilihat dari sudut
pandang ilmu pengetahuan itu sendiri, yang membagi evolusi berdasarkan objeknya
menjadi evolusi kosmik, kimia, dan biologi.
Namun sebelum lebih jauh dalam membicarakan masalah
evolusi, yang harus difahami oleh kita adalah jangan hanya berbicara masalah
origin of species (asal-usul organisme), tetapi juga origin of life (asal-usul
kehidupan). Sebab ada anggapan bahwa evolusi hanya terbatas pada "origin of
species". Adapaun "origin of life", hal ini diluar jangkauan evolusi. Padahal
kalau kita cermati, kalau kita berbicara masalah "origin of species", pasti akan
menyentuh wilayah kajian "origin of life".
a.
Evolusi Kosmik
Hampir tidak ada bantahan
oleh pihak manapun tentang teori evolusi kosmik. Bahwa, jagat raya berevolusi. Berbagai
teori pembentukan alam semesta seperti teori nebula, teori big bang, teori
planetesimal, atau teori lainnya. Hanya saja, mungkin karena objeknya yang
terlalu besar atau terlalu jauh, sehingga sulit untuk diteliti lebih detail.
b.
Evolusi biokimia
Evolusi kosmik
diperkirakan dimulai sekitar 15 milyar tahun yang lalu dan sampai sekarang
diperkirakan masih berlangsung. Bumi sebagai hasil dari evolusi kosmik
diperkirakan terbentuk kira-kira 4 – 5 milyar tahun yang lalu. Pada awal
terbentuknya, bumi memiliki suhu sekitar 40.000 – 80.000 0C, dan
berangsur-angsur mendingin. Kondisi seperti ini tidak dimungkinkan adanya
kehidupan. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 100ºC terjadilah hujan air mendidih.
Kondisi ini memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena tersedianya zat
dan energy yang banyak.
Harold Urey berpendapat
bahwa zat anorganik yang ada di atmosfer berupa CO2, CH4, NH3, H2, dan H2O.
Semua zat ini bereaksi membentuk zat organik yang lebih besar. Kemudian
terbentuklah zat hidup yang paling sederhana seperti susunan kimia pada virus.
Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi organisme
(makhluk hidup) yang lebih kompleks.
Hipotesis Harold Urey ini
kemudian diuji kebenarannya oleh Stanley Miller dan diperkuat oleh Melvin
Calvin yang menyatakan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia,
hidrogen, dan air menjadi molekul gula, asam amino, dan basa nitrogen yang
merupakan zat dasar pembentuk DNA, RNA, ATP dan ADP.
Lebih jauh lagi, teori evolusi
kimia beranggapan bahwa dalam lautan sup purba terkandung zat-zat organik, DNA,
dan RNA. RNA dapat melakukan sintesis protein atas perintah DNA. Hal ini juga
dibuktikan dengan proses kimiawi dalam sel yang ada sekarang, penelitian
membuktikan jika sintesis protein dilakukan RNA atas perintah DNA. Dengan
demikian, di dalam sup prabiotik terdapat protein. Setelah itu, terbentuklah
sel pertama.
Namun jika dikaji dengan
seksama, ada beberapa komponen yang tidak ada dalam sup purba yang merupakan senyawa
yang berperan besar pada proses sintesis protein yaitu enzim dan ribosom.
Sementara penyusun utama enzim dan ribosom adalah protein.
Evolusi kimia erat
kaitannya dengan proses reaksi kimia, terutama reaksi kimia sel.
1)
Protein disintesis RNA atas
perintah DNA
Perlu diperjelas lagi yang dimaksud RNA yang
terbentuk pada waktu itu RNA yang mana. Sebab dalam sel yang ada sekarang ada
tiga jenis yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA. Dan sintesis protein tidak dapat
dibentuk hanya oleh satu jenis RNA saja, sebab protein merupakan hasil
translasi mRNA oleh tRNA di dalam rRNA.
2)
Peran enzim
Molekul yang ada di dalam sel dibentuk dan diuraikan dengan
bantuan enzim. Baik karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan berbagai
molekul lainnya. Begitu juga mRNA, dibentuk dari DNA dengan bantuan enzim RNA polymerase.
Dari mana enzim RNA polymerase berasal? Enzim
tersusun terutama dari protein. Mungkinkah enzim terbentuk, sementara protein pada
waktu itu belum ada ? apalagi enzim RNA polymerase terdiri dari lima subunit :
alpha, beta, beta prima, omega, dan zigma.
3)
Karakter enzim
Diantara karakter enzim adalah dapat rusak oleh
panas. Apabila suhu pada waktu itu sangat tinggi, mungkinkah enzim ada dan
bertahan ?
c. Evolusi Biologi
Beberapa hal yang
berhubungan dengan evolusi kimia masih berada di luar logika ilmu pengetahuan, demikian
halnya dengan evolusi biologi.
1)
Asam Nukleat (DNA dan RNA)
Asam Nukleat dianggap sebagai molekul kehidupan. Kenapa
asam nukleat, karena tidak ada mahluk hidup tanpa asam nukleat di dalamnya. Virus,
bakteri, sampai manusia, semuanya memiliki asam nukleat. Batu dan tanah tidak
pernah hidup, karena tidak memiliki asam nukleat.
Sebagai contoh, yang dianggap mahluk hidup pertama
adalah semacam virus yang hanya memiliki satu asam nukleat yaitu RNA. Kaum
evolusionis beranggapan bahwa RNA merupakan versi pendahulu DNA. Hal ini
berdasarkan temuan pada Retrovirus (virus RNA), ini menunjukkan bahwa RNA
adalah versi lebih sederhana dari DNA dan kemungkinan merupakan pendahulu DNA,
artinya RNA dapat berevolusi menjadi DNA.
Apabila teori evolusi benar secara ilmiah, harusnya
DNA yang lebih dulu ada. Sebab Retrovirus, ternyata tidak dapat mereplikasi RNAnya
sendiri kecuali dengan peran DNA. Hal ini dapat dikaji dalam proses replikasi
virus. Apabila Retrovirus menginfeksi sel mahluk hidup, maka enzim virus akan
membuat cetakan RNA virus menjadi DNA, baru DNA hasil cetakan RNA virus akan
bergabung dengan DNA sel hospes, kemudian DNA hasil cetakan itu dicetak ulang
menjadi bentuk RNA virus yang baru.
Jadi, kendatipun Retrovirus mahluk hidup pertama,
mustahil Retrovirus dan berkembang biak apalagi berevolusi menjadi mahluk hidup
yang lain.
2)
Proses sintesis protein
Protein dalam mahluk hidup tesusun dari rangkain asam
amino dengan melibatkan DNA, RNA, dan ribosom. Menurut Harold Urey, bumi yang
baru terbentuk mengandung senyawa kimia tertentu. Karena proses fisika-kimia,
maka senyawa kimia ini membentuk molekul asam amino. Hal ini kemudian
dibuktikan oleh muridnya Stanley miller melalui eksperimen, dan terbukti benar.
Kemudian muncul pendapat, dari asam amino yang terbentuk ini terbentuk pula
asam nukleat (DNA RNA) yang merupakan komponen utama mahluk hidup.
Apabila teori evolusi kimia ini benar, maka seharusnya
asam nukleat (DNA dan RNA) ada lebih dahulu, bukan molekul organik, kemudian
menjadi asam amnino, kemudian menjadi asam nukleat. Apa lagi pembentukan
protein melibatkan ribosom. Bagaimana sebuat protein akan terbentuk, sedangkan
ribosomnya sendiri tidak ada. Menurut teori ilmiah, tidak akan terbentuk sebuah
molekul protein apabila tidak ada molekul DNA. Sebab, protein yang ada
merupakan hasil transkripsi DNA menjadi RNA, yang kemudian diterjemahkan oleh
ribosom menjadi molekul protein
3)
Seleksi Alam
Apabila seleksi alam
yang dicontohkan Darwin dengan jerapah berleher panjang dan berleher pendek dan
dengan keterbatasan sumber daya alam memusnahkan jerapah berleher pendek,
berarti jerapah tidak berevolusi. Artinya seleksi alam sama tidak berpengaruh terhadap
komposisi genetis suatu spesies. Seleksi alam juga tidak dapat mengubah satu
spesies menjadi spesies lain, misal; bintang laut menjadi ikan, ikan menjadi
katak, katak menjadi buaya, atau buaya menjadi burung.
4)
Imajinasi Ilmuwan
updating.
Petunjuk dan Pendukung Trjadinya Evolusi Biologi
1)
Variasi
updating.
2)
Fosil
Salah satu fosil yang sering dianggap bukti evolusi
adalah ditemukanna fosil kuda. Kalau kuda berevolusi dari Eohippus menjadi
Equus pada masa Cenozoic (Eocene, 55 jtl sampai Pleistosene 1,8 jtl), mengapa
tidak ditemukan fosil kuda zaman sebelum Eocene yaitu Paleocene 65 jtl, apa
lagi masa Mesozoic 250 jtl atau era Paleozoic 540 jtl atau paling jauh era
Precambrium 4500 jtl.
3)
Anatomi perbandingan
updating.
4)
Embriologi
perbandingan
updating.
5)
Organ Rudimenter
Organ rudimenter merupakan organ yang ada tetapi
semakin tidak ada fungsi karena perkembangan zamannya, misalnya usus buntu dan tulang
ekor pada manusia.
Namun, setelah penelitian lebih lanjut ternyata usus
buntu memiliki peran sangat penting dalam pencernaan dan tulang ekor berperan
dalam sistem gerak.
6)
Adaptasi
Darwin mencontohkan perbedaan
paruh burung Finch di Gallapagos adalah hasil evolusi berdasarkan adaptasi dari
makanan. Pertanyaannya :
·
Perbedaan paruh burung
Finch diakibatkan oleh makanan (paruh dipengaruhi makanan) ? atau
·
Perbedaan makanan burung
Finch diakibatkan oleh paruh (makanan dipengaruhi paruh) ?
Apabila paruh dipengaruhi makanan, tentu burung Finch
akan seenaknya makan, karena mereka tahu bahwa suatu saat paruhnya akan berubah
karena makanannya.
3.
Jiwa
Kalaulah mahluk hidup berasal dari benda tak hidup,
mengapa mahluk hidup bisa mati dan benda tak hidup yang ada tidak bisa menjadi
mahluk hidup. Jadi yang harus kita perhatikan juga dalam hal ini adalah eksistensi jiwa yang ada pada setiap mahluk hidup. Kalau setiap mahluk hidup memiliki
jiwa, dari mana jiwa berasal ? karena setiap mahluk hidup digerakkan oleh
jiwanya masing-masing. Dengan kata lain, jiwalah yang menghidupkan fisik setiap
mahluk hidup.
Dengan logika sederhana dan realita ilmu
pengetahuan saja teori evolusi banyak bertentangan, apalagi jika dilihat dari
sudut pandang agama. Namun, jika penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa proses evolusi sesuai dengan logika dan teori ilmu sains, maka evolusi benar-benar terjadi.
Tapi yang menjadi bahan renungan
kita adalah “Bagaimana kalau Tuhan menciptakan kehidupan ini melalui proses evolusi
?“. Mungkinkah ?
Tidak ada kata tidak mungkin
bagi Tuhan !!!
Konklusi : “Apabila kebanyakan
orang menolak teori evolusi dari kacamata agama, mungkin ada orang yang menerima
teori evolusi dari kacamata agama, tetapi tidak dapat menerima teori
evolusi dari kacamata sains”
"Bahan Renungan"
"Bahan Renungan"
Dari berbagai sumber !
Evolusi: Dalam Logika Sains dan Agama
Reviewed by qyohans
on
21.06
Rating:
Tidak ada komentar: