Virus
Kata virus berasal dari bahasa latin “virion”
yang berarti “racun”, yang pertama kali digunakan di Bahasa Inggris
tahun 1392. Definisi “agen yang menyebabkan infeksi penyakit” pertama
kali digunakan tahun 1728, sebelum ditemukannya virus sendiri oleh
Dmitry Iwanovsky tahun 1892.
Sejarah Penemuan Virus
- Sebelum Masehi
Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penemuan-penemuan yaitu :
- Dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota Mesir kuno (1400 SM) yang menunjukkan adanya penyakit poliomyelitis.
- Raja Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang virus Smallpox.
- Virus Smallpox yang menyerang masyarakat cina pada tahun 1000. Akan tetapi pada pada tahun 1798, Edward Jenner menemukan bahwa beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang dipahami kemudian merupakan pelopor penggunaan vaksin.
- Germ theory
Pada tahun 1880, Louis Pasteur dan Robert Koch
mengemukakan suatu “germ theory” yaitu bahwa mikroorganisme merupakan
penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat Koch yang sangat
terkenal hingga saat ini yaitu :
- Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
- Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
- Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka ia bisa menimbulkan penyakit
- Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi tersebut
- Mozaik tembakau
Penelitian mengenai virus dimulai
penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat
daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Adolf Mayer
(1883), ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular
ketika menyemprot tanaman sehat dengan getah tanaman yang sakit. Karena
tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer
menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih
kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Dimitri Ivanowsky (1892)
dari Rusia, menemukan bahwa getah daun tembakau yang disaring dengan
penyaring bakteri masih menimbulkan penyakit mozaik. Ivanowsky
menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau
bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck
dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah
disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan
penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antar tanaman.
Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan
merupakan “contagium vivum fluidum”, yaitu sejenis “cairan hidup pembawa penyakit”.
- Penyakit hewan
Tahun 1898, Loeffler dan Frosch
melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati
filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
- Virus Onkogenik
Tahun 1911, Peyton Rous
menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam yang
sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker. Ini
merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat
menyebabkan tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma
Virus (RSV).
Tahun 1933, Shope papilloma virus atau Cottontail Rabbit Papilloma Virus (CRPV) yang ditemukan oleh Dr. Richard E Shope
merupakan model kanker pertama pada manusia yang disebabkan oleh virus.
Dr Shope melakukan percobaan dengan mengambil filtrat dari tumor pada
hewan lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata
timbul tumor pada kelinci tersebut.
- Visualisasi virus pertama
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley
dari Amerika Serikat merupakan orang pertama yang berhasil
mengkristalkan virus pada tahun 1935. Virus yang dikristalkan merupakan
Tobacco Mozaic Virus (TMV). Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat
tetap aktif meskipun setelah kristalisasi. Virus ini merupakan virus
yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun
1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
- Bakteriophage
Martha Chase dan Alfred Hershey pada
tahun 1952 berhasil menemukan bakteriofage. Bakterofage merupakan virus
yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam
sel bakteri.
Ciri-ciri virus :
- Mahluk Transisi
Dalam kajian evolusi, virus dikategorikan
mahluk hidup pertama yang muncul yang tersusun dari asam nukleat saja.
Perkembangan selanjutnya virus merupakan mahluk transisi antara mahluk
hidup dan tak hidup. Hal ini didasarkan pada kemampuan virus melakukan
aktivitas kehidupan apabila berada pada tubuh mahluk hidup dan
mengkristal apabila diluar mahluk hidup.
- Bentuk dan Struktur tubuh
Virus memiliki bentuk variatif : bulat, batang, bentuk T, poligonal.
Semua mahluk hidup tersusun atas sel, sedangkan virus bukan merupakan sebuah sel (aseluler).
Tidak seperti mahluk hidup pada umumnya yang memiliki asam nukleat DNA
dan RNA, Virus hanya memiliki satu asam nukleat DNA atau RNA saja yang
dibungkus dengan kapsid yang tersusun dari protein yang disebut kapsomer dan amplop yang tersusun dari lipoprotein yang berasal dari membran sel ingang. Keseluruhan tubuh virus ini disebut virion.
Bentuk-bentuk Virus
Struktur Tubuh Virus
Selain itu, virus hanya memiliki enzim tertentu saja, seperti :
- Intgrase, reverse-transkriptease, dan polimerase pada Retrovirus, berperan dalam fusi dan transkripsi genom virus dengan genom sel inang.
- Protease berperan dalam membentuk protein yang dibutuhkan virus.
- Neuromidase pada Influenzavirus berperan dalam memecah ikatan glikosida dan glikoprotein serta glikolipid yang terkandung dalam jaringan ikat sel hewan, bekerja pada saat lisis/pelepasan.
- Lisozim pada Bacteriophage untuk melubangi dinding sel bakteri sehingga DNA virus dapat masuk ke dalam sel yang di infeksinya. Enzim restriksi berperan dalam membatasi kemampuan Bacteriophage dalam menginfeksi inang.
- Ultra-mikroskopik
Virus memiliki ukuran antara 25 – 300 nm.
Poliovirus merupakan virus terkecil dengan panjang tubuha hanya 25nm.
Bakteriophage dan TMV merupakan virus terbesar dengan panjang tubuh 100
nm dan 300 nm. Karena ukuran tubuhnya sangat kecil, virus hanya dapat
dilihatdengan menggunakan mikroskop elektron.
- Parasit Obligat dan Hiper-parasit
Virus tidak dapat hidup kecuali menumpang
pada sel mahluk hidup. Artinya virus tidak dapat hidup kecuali sebagai
parasit (parasit obligat). Virus juga dapat hidup pada parasit lain,
seperti Bacteriophage yang hidup pada E. Coli.
- Siklus Reproduksi
Virus tersusun dari asam nukleat, maka
reproduksi virus sering disebut replikasi yang umum terjadi pada
duplikasi asam nukleat. Replikasi virus umum terjadi dengan cara litikdan lisogenik.
Perbedaan diantara keduanya adalah bahwa daur litik menghancurkan atau
membunuh sel inang, sedangkan daur lisogenik, genom virus berintegrasi
dengan DNA inang menjadi profag. Replikasi virus terjadi dalam beberapa fase : Adsorpsi, Penetrasi, Sintesis, Perakitan, Lisis.
Replikasi secara litik
Replikasi secara lisogenik
Lebih jelas tentang replikasi virus :
Klasifikasi Virus
- Berdasarkan Materi genetiknya :
Virus DNA : adenovirus, virus herpes, virus papiloma, virus cacar, virus hepatitis B.
Virus RNA : Virus polio, hepatitis C, hepatitis A, Virus flu babi, flu burung, HIV.
- Berdasarkan inangnya : virus bakteri, virus hewan, virus tumbuhan.
Peranan Virus dalam kehidupan
- Menguntungkan :
Teknik rekayasa gengetika antara bakteri
patogen dan genom virus dapat melemahkan bakteri tersebut menjadi tidak
berbahaya. Teknik yang sama dilakukan dalam menghasilkan vaksin untuk
pengobatan penyakit yang disebabkan virus itu sendiri.
- Merugikan:
- Digunakan dalam senjata biologis
- Menyebabkan penyakit pada manusia, seperti influenza, rabies, cacar, campak, dan sebagainya.
- Menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan
Penanggulangan Terhadap Penyakit Virus
Virus menitipkan hidupnya pada sel inang
dan terintegrasi dengan genom sel inangnya. Apabila virus menginfeksi
tubuh dan menyebabkan penyakit, maka penyakit tersebut tidak dapat
diobati, tapi cenderung akan sembuh dengan sendirinya, tergantung pada
imunitas tubuh. Hal ini disebabkan oleh sifat parasitik virus yang
berfusi dengan sel tubuh mahluk hidup. Dengan kata lain, untuk sembuh
dari penyakit virus, maka harus menghancurkan sel tubuh yang terinfeksi
virus.
Kasus HIV yang belum bisa dilemahkan
dapat dijadikan contoh. Apabila pengidap HIV ingin sembuh, maka leukosit
(limfosit-T)nya harus dibuang dari tubuh. Karena HIV terintegrasi pada
limfosit-T.
Contoh lain, orang yang pertama kali
terinfeksi virus cacar misalnya, akan menunjukkan gejala berupa demam
tinggi dan bintik-bintik pada kulit. Dan biasanya, ahli kesehatan hanya
memberikan obat untuk menurunkan panas tubuh, bukan untuk membunuh
virus. Sangat jarang atau mungkin tidak ada orang yang menunjukkan
gejala yang sama apabila terinfeksi virus cacar untuk kedua kalinya,
karena sistem imun terhadap virus cacar sudah dibentuk sendiri oleh
tubuh ketika pertama kali terinfeksi. Hal yang sama juga terjadi pada
campak dan hepatitis-A, kecuali influenza virus karena virus ini
memiliki daya evolutif yang tinggi.
Kesalahan besar dalam menyembuhkan
penyakit akibat infeksi virus biasanya dengan menggunakan antibiotik,
yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Tapi
justru akan melemahkan imunitas tubuh terhadap virus yang sama dan
dapat meningkatkan resistensi bakteri pathogen terhadap antibiotik.
Sebagai contoh, orang yang sering mengonsumsi obat apabila terserang
influenza, maka dia akan lebih sering terserang penyakit yang sama dari
pada orang yang tidak mengonsumsi obat.
Sumber:
Biologi Campbell Edisi 8 Jilid 1, hal. 412 – 428
Virus
Reviewed by qyohans
on
21.05
Rating:

Tidak ada komentar: