Tikus Percobaan
Kalau kita lihat di film-film yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau film fiksi ilmiah, kita sering melihat tikus sebagai alat percobaan di laboratorium, dan memang seperti itulah kenyataannya. Tikus sering dijadikan bahan percobaan ilmuwan, terutama percobaan yang berhubungan dengan biomolekuler, genetik, atau medis, yang nantinya diterapkan untuk manusia. Artinya, apabila suatu percobaan yang diberikan kepada tikus berhasil, maka apabila hasil percobaan tersbut diberikan kepada manusia, kemungkinan besar akan berhasil pula.
Mengapa bukan simpanse, gorila, atau orang utan. Kalau dilihat secara fisik, kera lebih dekat dengan manusia. Menurut teori evolusi, manusia memiliki kekerabatan paling dekat dengan kera. Bahkan menurut beberapa ahli, mahluk yang sangat baik dijadikan objek percobaan adalah gorila karena memiliki sifat genetik yang hampir sama dengan manusia, sehingga hasil percobaan akan lebih akurat dibandingkan dengan hasil percobaan pada tikus.
Tetapi, akan sangat sulit berurusan dengan gorila yang sulit diajak bekerja sama. Memang obat bius sudah banyak. Tetapi yang menjadi pertimbangan lain dari para ilmuwan adalah daya reproduksi gorila yang lambat. Apabila gorila sering dijadikan objek percobaan, maka gorila akan punah.
Kalau dilihat dari morfologi, dimana letak kemiripan tikus dengan manusia, jelas sangat berbeda. Tikus merupakan mammalia yang memiliki anatomi mirip dengan manusia. Suhu optimal tubuh tikus 36,50C hampir sama dengan manusia, 36,80C. Tikus juga bisa mengidap penyakit seperti tekanan darah, kanker, obesitas dan penyakit lain seperti manusia. Ukuran tikus yang relatif kecil memudahkan percobaan yang dilakukan.
Selain itu, kecepatan pertumbuhan dan perkembangan serta daya reproduksi tikus yang tinggi menjadi pertimbangan lain para ilmuwan. Tikus akan dewasa pada umur 3 minggu dan siap bereproduksi. Intinya, perkembangan sel tikus yang cepat, akan mempercepat hasil penelitian pula.
Tikus Percobaan
Reviewed by qyohans
on
23.59
Rating:
Tidak ada komentar: